Sunday, June 8, 2008

A Whole Lifetime for Music

Gosh.. Akhir2 ini saya jadi sering mikir, saya benar2 mau jadi musisi. It seems like I want to spend my whole lifetime with music.

Saya suka merinding sendiri kalo melihat, mendengar, atau membaca tentang musisi-musisi idola saya. Nggak jauh-jauh, jangankan musisi luar, musisi lokal aja saya suka mau nangis melihatnya.

Contoh, tadi malam (sekarang jam 2.30 pagi), saya menonton live-nya Maliq & D'Essentials, yang kebetulan saya suka dari pertama kali mereka muncul. Begitu mereka main 2-3 lagu, langsung muncul di pikiran saya: "Kapan ya saya bisa jadi kayak gini?". Always, setiap saya melihat band-band favorit saya main live.

Contoh lagi, saat Java Jazz Festival di bulan Maret lalu. Saya benar-benar hampir mau nangis saat melihat Tetsuo Sakurai, mantan bassis band jazz fusion, Casiopea, bermain. Bulu kuduk saya merinding. Lagi-lagi: "Kapan ya saya bisa jadi kayak gini".

Kalau mau tanya orang rumah, mungkin mereka sudah bosan melihat saya seperti orang gila (headbanging sendiri, virtual guitar-ing, atau nyanyi-nyanyi). Kalau mau tanya teman-teman saya, ya, kurang lebih mungkin sama jawabannya dengan orang rumah, mungkin ditambah, "Suara lo jelek banget sih rey..".

Tapi apa mereka tau, bagaimana saya benar-benar ingin jadi musisi? Saya kira enggak. Kadang ada yang bilang ke saya untuk jadi lebih realistis, jangan mikir jauh-jauh jadi musisi hebat.

Ya, mungkin benar, saya harus lebih realistis. Mending, berusaha keras. Lagipula, saya sudah ada rencana akan kursus gitar lagi di Farabi, yang notabene sudah mencetak musisi-musisi profesional seperti Dewa Budjana.

Saya akan biarkan mimpi saya untuk jadi musisi terus mengalir. Mungkin suatu hari nanti akan menjadi nyata.

No comments: